Kemarau

 



Kemarau


Andai ku serap air sebanyak- sebanyaknya waktu itu aku biarkan ia membasuh akar, batang, cabang, ranting bahkan daunku mungkin kali ini aku menertawakan mentari yang terik menyinariku tapi apalah daya aku berakhir melayu.

Aku seruput genangan kenangan itu sisa hujan dari matamu Minggu lali tentang beberapa luka yang tak kau beri tahu biarkan aku terbasuh oleh piluhmu.

Kini aku pun sudah mengering bahkan usang terlihat gersang sudah tak ada lagi tanda kehidupan kemarau mengejarkan tentang kesempatan menemui kehilangan.


Karya: sahabat aas