Pesan dari wijaya
Selamat Harlah PMII ke-65
PESAN YANG TAK SEMPAT DI SAMPAIKAN UNTUK PMII
Pernah di tempa di organisasi yang besar ini. Menjadi salah satu kader yang boleh dikata cukup aktif berkader didalamnya, tapi tidak begitu aktif juga sebagaimana kader militan yang lain.
Sekarang PMII usianya sudah cukup dewasa dan telah begitu banyak melahirkan elit politik di level lokal dan nasional. Bahkan saat ini, kader-kadernya sudah banyak mengisi kursi kekuasaan di DPR, kepala Daerah hingga Kementerian. Ada pula yang rangkap jabatan, sebagai wakil menteri sekaligus komisaris di Pt. PLN, perusahaan BUMN. Namun lebih banyak pula kadernya yang hidup dalam ketidakpastian kerja, menjadi pekerja harian lepas dan pengangguran.
Pendirian PMII sebagai organisasi kemahasiswaan untuk warga Nahdlyin ini cukup sukses dibuktikan dengan ketahanan eksistensinya ditengah situasi politik yang karut-marut zaman itu, terutama di tahun 60-an, di era orde baru hingga reformasi dengan berbagai dinamika politik dan tantangan zaman yang dihadapinya. PMII masih bisa keluar dari berbagai tekanan dan hingga kini makin mengokohkan pijakannya dan meluaskan dirinya.
Namun saat ini, PMII dihadapkan dengan situasi yang juga kompleks, dimulai dari tantangan ekonomi global seperti perang dagang antar negara, peperangan bersenjata antara Israel dan Palestina, juga Rusia dan Ukraina. PMII sebagai organisasi yang besar belum punya daya taring dan daya tarung untuk melibatkan diri secara organisasional dalam wilayah konflik global itu, kendatipun Indonesia turut terdampak secara ekonomi dan mempengaruhi arah kebijakan politik luar negerinya.
Di ruang lain, secara nasional, PMII dan mungkin organisasi kemahasiswaan lainnya belum mampu menciptakan people power untuk demokrasi sejati, karena mungkin masih sibuk dengan urusan internal dan antar sesama organisasi mahasiswa lainnya, dan menjadi hampir lupa kalau kelahirannya untuk rakyat, bangsa dan negara.
Begitu juga persoalan lain yang kalau dijelaskan satu-persatu tak akan cukup untuk menarasikan semuanya. Yang pada intinya, tentang adanya kekhawatiran akan munculnya otoritarianisme totaliter yang akan memperparah kondisi pelik kebangsaan kita disaat indeks demokrasi yang bagi beberapa kalangan menilai negara kita mengalami kemunduran demokrasi.
Tantangan kedepan, dampak dari perang dagang dan situasi ekonomi global tentu mempegaruhi keadaan ekonomi politik nasional. Kemungkinan efisiensi jilid 2 akan terjadi kembali dengan subjek efisiensi adalah lapangan kerja dan upah pekerja, singkatnya rakyat pekerja dan calon pekerja yang akan merasakan dampak buruknya. Efisisensi yang mungkin cukup mirip dengan kebijakan negara mengenai pemotongan anggaran yang sudah cukup meresahkan banyak instansi pemerintahan.
Mampukah PMII menunjukan dirinya sebagai organisasi yang dewasa dan matang untuk mensiasati dinamika politik nasional kedepannya ataukah masih ingin menjadi organisasi yang penuh ketergantungan dengan terus menjadi pembuat proposal dan mengemis di pemerintahan juga senior di kekuasaan. Bukankah ketergantungan itu yang terjadi saat ini menciptakan kebisuan ditengah dugaan korupsi besar-besaran di pertamina dengan jumlah besar, konflik agraria sektor laut tentang pagar laut yang diduga PSN. Tapi berani mengkritik Kemendes dengan tuntutan diluar nalar dengan menuntut resuffle Menteri Desa. Bukan pada persoalan urgen lain seperti peningkatan pengawasan Dana Desa dan pendamping desa yang implementasinya belum optimal.
PMII mesti menunjukan dirinya sebagai organisasi yang matang, dengan menciptakan ekonomi mandiri, percepatan peningkatan digital skills anggota, dan tentu penguatan kapasitas keilmuan baik yang sifatnya ideologis seperti keislaman dan kenusantaraan, juga pemgetahuan lain seperti sains, logika dan filsafat juga terutama pengetahuan kepemimpinan dan pengetahuan berbasis profesi untuk menciptakan kepakaran kader.
Hal itu mesti dilakukan agar PMII bisa berdikari, betul-betul independen dan tidak dipengaruhi intervensi politik apapun, dan bisa menunjukan kualitas dirinya sebagai warga nahdlyin yang tidak hanya sarungan, tapi juga menguasai disiplin ilmu yang luas sehingga mampu berinteraksi keilmuan dengan berbagai diskursus sosial yang berkembang, berkontribusi pada rakyat, bangsa dan negara dan atau setidak-tidaknya menjawab tantangan yang dihadapinya kini dan kedepannya.
Salam hangat dari kader mu🤘🏻
Y. Debean Wjy