Membangun kader militan
MEMBANGUN KADER MILITAN
Karya tulis: AHMAD NADJIB
Pendahuluan
Perhatian terhadap kader dan pengaderan telah menjadi bagian yang tak terpisah dari budaya organisasi dan dinamika PMII sejak lebih dari 60 tahun yang lalu. Untuk itu pengkaderan harus lebih digerakan lagi, karena tantangan yang di hadapi PMII semakin komplek dalam membangun masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan. Yang menjadi permasalahan kader-kader PMII tidak militan karena kader sekarang lebih mementingkan diri sendiri yang menjadikan organisasi mati seharusnya kader PMII harus menjadi kader militansi. Untuk menjawab persoalan tersebut tentang kader militan.Saya akan menjawab persoalan tersebut.
Pengertian militansi kader
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah Militansi merupakan kata dasar dari militan yang memiliki arti bersemangat tinggi, penuh gairah, memiliki kemauan atau berhaluan keras. Sedangkan istilah militansi mengandung arti seseorang yang memiliki sifat ketangguhan dalam berjuang dalam menghadapi berbagai kesulitan yang ditemuinya seperti dalam kegiatan makrab (malam keagraban) yang pada saat itu ada seorang ketua sulit untuk mencari waktu dan tempat makrab di karenakan pada saat itu banyak kejadian alam akan tetapi seorang tersebut itu memiliki ketangguhan yang berhaluan keras dan akhirnya menemukan waktu yang tepat dan tempat yang strategis .
Kader menurut bahasa (Perancis:cadre) atau les cadres maksudnya adalah anggota inti yang menjadi bagian terpilih, dalam lingkungan yang di pimpin dan pemimpi. Kader juga bisa berarti pula sebagai jantung suatu organisasi. Jika kader dalam suatu kepemimpinan lemah,maka seluruh kekuatan kepemimpinan juga akan lemah. Kader berarti pula pasukan inti. Daya juang pasukan inti ini sangat tergantung dari nilai kadernya yang berkualitas, berwawasan, militan, dan penuh semangat.
Dalam pengertian lain, kader menurut (Latin:quadrum), berarti empat persegi panjang atau kerangka. Dengan demikian kader dapat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang terbaik karena terpilih, yaitu merupakan tulang punggung (kerangka) dari kelompok yang labih besar dan terorganisasi secara permanen. Jadi, jelas bahwa orang-orang yang berkualitas itulah yang terpilih dan berpengalaman dalam berorganisasi, taat asas dan berinisiatif, yang dapat disebut sebagai kader.
Jadi, militansi kader atau kader yang militan adalah anggota inti yang merupakan tulang punggung dari sebuah organisasi yang memiliki ketangguhan dalam menghadapi segala macam hambatan dan tantangan hidup dengan penuh semangat dan berhaluan keras. Yang telah tertuangkan Dalam firman QS. Al-baqarah ayat 138. Allah swt berfirman :
صِبْغَةَ اللّٰهِۚ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ صِبْغَةًۖ وَّنَحْنُ لَهٗ عٰبِدُوْنَ ١٣٨
Shibghatallâh, wa man aḫsanu minallâhi shibghataw wa naḫnu lahû ‘âbidûn(Peliharalah)
Sibgah Allah.Siapa yang lebih baik sibgahnya daripada Allah? Hanya kepada-Nya kami menyembah.
Dalam kandungan ayat ini adalah tentang ajaran Nabi Ibrahim, seperti keesaan Allah Subhanahu wa taala, penyerahan diri secara penuh kepada Allah tentang Islam, dan lain-lain. Kata صبغة adalah celupan. Jika Anda mencelupkan sesuatu, maka sesuatu itu akan mengambil warna sesuai warna celupan, dan ia akan meresap ke dalamnya. Hal ini berbeda dengan cat yang tidah meresap dan hanya mewarnai permukaannya saja. Sedangkan celupan meresap dan menyatu ke dalam pori-pori.
Dalam ayat di atas, celupan yang dimaksud adalah iman yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as kepada umatnya. Sebagai gambaran, kain yang dicelup dengan warna tertentu akan sama warnanya, dan jelas terlihat ke permukaan. Ia berbeda dengan celupan lain dengan mengambil warna yang lain. Demikian juga kita sebagai umat Nabi Muhammad saw. dengan umat yang lain yang tentunya berbeda dalam keimanan dengan umat yang lain, meskipun masing-masing telah dicelup. Celupan kami adalah celupan Allah. boleh jadi warna yang dipilih sama, tetapi kualitasnya berbeda. Kita sama-sama mengagungkan nabi Ibrahim, tetapi kita berbeda dalam memahami ajaran beliau,kita berbeda dalam pandangan hidup. Celupan yang baik tidak akan luntur walau silih berganti panas dan dingin, angin dan embun menerpanya. Demikian juga dengan celupan Allah.
Maka dari itu seseorang yang menerapkan nilai nilai PMII dia akan menjadi kader militan yang baik menurut surat albaqarah ayat 138 karena apabila dia mempunyai nilai pmii seperti Tri khidmat, Taqwa memberikan perlindungan dari bahaya, memudahkan urusan, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, baik secara spiritual maupun material. Intelektual atau kemampuan intelektual sangat berguna untuk berbagai aspek kehidupan, mulai dari pengambilan keputusan, perencanaan, hingga belajar hal baru. Profesional sangat berguna untuk meningkatkan kualitas kerja, reputasi, dan peluang karir seseorang.
Seharusnya mentor itu menjadi kader militan akan tetapi tidak sedikit mentor sekarang tidak menjadi kader militan karena sudah luntur dengan nilai-nilai PMII yang lebih mementingkan kehidupan masing masing dan kurangnya memahami kedekatan emosional dengan anggota.
Cara membentuk kader Militansi
Militansi kader dalam organisasi merupakan hasil dari berbagai faktor yang membentuk komitmen, loyalitas, dan semangat juang mereka. Pada bagian ini akan diutarakan faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap pembentukan militansi tersebut.
Pertama, mindset sebagai fondasi mental baja. Pembentukan mental kader PMII dimulai dari mindset, yaitu bagaimana seseorang memandang organisasi PMII itu dengan baik dan bermakna bagi kehidupannya. Dalam organisasi PMII, membentuk kader tidak dilakukan melalui doktrinasi semata, akan tetapi dengan nilai nilai PMII yang tertuang pada trilogi pmii yang sangat berharga dan berguna bagi kehidupan seseorang.
Kedua, sistem perkaderan dengan pembelajaran dari hal-hal kecil. Militansi kader tidak dibangun secara instan, tetapi melalui sistem perkaderan yang sistematis, termasuk dalam aktivitas kecil yang membentuk kedisiplinan dan kepatuhan. Seperti mengajak ke cafe dengan pengaderan informal.
Ketiga, kesetaraan dalam proses kaderisasi. Salah satu aspek yang harus di hindari dalam sistem perkaderan PMII yaitu privilege atau hak istimewa berdasarkan status sosial, hubungan keluarga, atau latar belakang akademik yang pintar.
Kesimpulan
Dari pembahasan kita dapat mengetahui kader militasi PMII adalah kader yang memahami bahwa pmii itu organisasi yang rahmatil lilalamin yang bahwasanya kader PMII sendiri dapat mencinta sepenuhnya bahwa nilai nilai PMII itu bermanfaat dan berguna bagi kehidupan seseorang dalam menjawab permasalah di dalam lingkungan sekitar. Tetapi, masih banyak kader pmii yang belum melakukan nilai nilai PMII yang sebenarnya. Maka dari itu setiap kader pmii harus menyakini dan mencintai organisasi PMII supaya menjadi kader militansi.
Daftar pustaka
https://pdsi.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/MEMBANGUN-MILITANSI-KADER.doc